Thursday, August 21, 2008
Sejarah Kristen Umum - Pertemuan Pertama
Aneh bin ajaib memang, tapi saya lumayan konsen dan bahkan *ehem* tertarik mengikuti pelajaran ini. Apa karena waktunya yang lumayan siang? Apa karena pake proyektor? Apa karena waktu kecil saya suka sejarah (kayanya ngga mungkin)? Yah intinya enak deh belajarnya. Pelajaran sebelumnya, Pengantar PB juga menurut saya enak. Kayanya paling mungkin emang karena jamnya ya. Atau mungkin karena sudah lebih connect dengan hidup perkuliahan?? Yaa... apa lah. Hehehe.
Cuman yang bikin jantung dag dig dug dhuer adalah ketika Pak Yusak mengumumkan kalau mulai minggu depan beliau akan memisahkan kelas M.Div kami dengan kelas S1, karena bobot pelajaran untuk M.Div sebesar 3 SKS akan mencakup pelajaran S1 di semester 3 dan 4, alias dipadatkan (sekali!). Ditambah, ga tanggung-tanggung pula bahan bacaan untuk kami jumlahnya 3 halaman saja, dan yang paling mengerikan ada buku setebal 1000an halaman yang harus dibaca sampai pertengahan September nanti. Aduh, ampuuun pak... hehehe. Lebih parah lagi, bukunya bahasa Inggris dan cuma ada satu kopi di perpustakaan. Ini membuat suatu petualangan seru tadi ketika saya dan teman-teman buru-buru mencari buku tersebut, dan ternyata berhasil mendaftarkannya untuk dipinjam sebelum petugas perpustakaan sempat mencatatkannya sebagai buku Reserved alias tidak boleh dipinjam. Hehehe. Sekarang tinggal buru-buru meng-copynya dan mengembalikan ke perpustakaan sebelum si Bapak menyadarinya :P
Saya terus terang malas mengetikkan catatannya saat ini. Hehe. Nanti yah, sekalian sama pelajaran kemarin (Filsafat) dan juga Pengantar PB.
Rangkuman Bacaan - Pendidikan Yunani & Romawi
Terus terang saya agak ragu mengenai kualitasnya, maklum pengalaman pertama, ditambah ternyata sulit juga merangkum 16 halaman tulisan menjadi 300 kata. Eh, 299 tepatnya. Hehehe. Sesuai dengan topiknya yaitu Pendidikan Kristen, saya berusaha memfokuskan rangkuman ini pada topik tersebut.
Pendidikan Yunani – Romawi
Dalam bagian ini penulis menjelaskan latar belakang serta inti ajaran pendidikan yang disampaikan oleh dua filsuf Yunani yaitu Plato dan Aristoteles, serta seorang filsuf Romawi yaitu Quintilianes.
1. Plato (428-348 SM)
Plato mendirikan sebuah sekolah yang disebut Akademi, istilah yang sampai sekarang masih digunakan di banyak negara. Pemikiran Plato yang paling terkenal adalah yang disebut “Kiasan tentang Suatu Gua” yang menceritakan bagaimana orang yang hidup di dalam gua mengenal bayang-bayang sebagai kenyataan, dan sulit menerima ketika diberitahu hal yang sebenarnya, sama seperti ketika orang diberi pendidikan baru. Pendidikan menurut Plato terbagi menjadi tiga bagian, yaitu perkembangan emosi, tubuh, dan akal. Emosi dikembangkan melalui musik dan cerita-cerita kebajikan, tubuh dikembangkan melalui kegiatan olahraga, dan akal mencakup berbagai macam ilmu seperti ilmu ukur, ilmu pasti, ilmu bintang dan dialektika.
2. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah murid di Akademi Plato, yang di kemudian hari mendirikan sekolahnya sendiri yang disebut Lyceum. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah peripatetis (berjalan-jalan) karena Aristoteles selalu berjalan hilir-mudik ketika mengajar murid-muridnya. Menurut Aristoteles, maksud utama dari pendidikan adalah untuk menolong orang mencapai kebahagiaan. Cara belajar yang ia terapkan adalah melalui pancaindera, yaitu belajar dari pengalaman. Selain itu Aristoteles juga melibatkan muridnya mengambil keputusan etis.
3. Quintilianes (35-95 SM)
Berbeda dengan kedua rekannya dari Yunani yang menjelaskan pendidikan secara luas dan mendalam, Quintilianes mengambil suatu keterampilan praktis untuk diajarkan, yaitu keterampilan berbicara (Rhetorika). Alasannya adalah bahwa kepandaian dapat dipalsukan, namun keterampilan berbicara tidak. Tapi ini bukan berarti bahwa murid-murid Quintilianes diajar untuk berbicara asal-asalan, melainkan harus memiliki pengetahuan berbagai macam ilmu juga. Sumbangan lain yang diberikan oleh Quintilianes dalam dunia pendidikan adalah memperlakukan setiap anak didik sebagai pribadi yang berbeda dan memberikan pujian di hadapan teman-teman seorang anak didik. Quintilianes juga menekankan pentingnya waktu santai bagi pelajar, dan memberikan suatu pengertian mengenai jabatan guru yang masih berguna sampai sekarang.
Tuesday, August 19, 2008
Doa Pagi - 19/08/08
note to self: beli buku KJ edisi saku!!
Bacaan: Hakim-hakim 18:14-21
Terus terang, saya agak bingung dengan bacaan ini karena rasanya betul-betul tidak nyambung. Saya bertanya-tanya apakah ini karena saya mengantuk atau memang begitu adanya? Anehnya di sekeliling saya sepertinya para mahasiswa yang lain menerima bacaan itu begitu saja. Ugh. Bingung. Setelah kebingungan beberapa saat lamanya, saya bertanya pada Tuhan apa yang seharusnya saya pelajari dari bacaan ini (kekanakan sekali, memutar otak sampai menyerah dulu sebelum menoleh pada Tuhan untuk minta jawaban. Bukankah jauh lebih baik jika kita langsung bertanya pada Tuhan? Hemat energi).
Jawaban yang saya dapatkan adalah bagaimana mudahnya manusia berpaling dari sesuatu hal baik yang ia miliki ketika dihadapkan pada pilihan yang sepertinya lebih menjanjikan, seperti imam dalam bacaan tersebut. Meskipun tidak mengetahui secara pasti apa yang dilakukan oleh orang-orang tersebut (ref. ayat 18), ketika mendengar tawaran untuk menjadi imam bagi suatu suku bangsa (ayat 19), dengan segera ia menjadi gembira dan bergabung dengan orang-orang itu tanpa bertanya-tanya lagi (ayat 20).
Kelas Kedua... Pengantar Perjanjian Lama
Selain itu, sebagian besar dari apa yang diajarkan merupakan hal-hal sangat sederhana yang sudah saya ketahui dan saya tidak habis pikir mengapa ada orang yang tidak mengetahui bahwa 1. Kitab-kitab dalam Alkitab memiliki gaya sastra yang berbeda-beda dan sangat beragam, 2. Kitab ini tidak ditulis pada waktu yang bersamaan melainkan melalui rentang waktu yang cukup jauh (ribuan tahun), 3. Kitab yang dikanonisasi dalam Alkitab masa kini bukanlah satu-satunya tulisan keagamaan yang ada, 4. Tulisan tersebut telah diturunkan secara lisan sebelum kemudian dituliskan (duh!), dan 5. Tidak ada Alkitab yang 'ASLI' karena kitab-kitab tersebut terus menerus disalin ulang ketika termakan oleh jaman. Yang paling tua yang masih ada sekarang adalah Naskah Laut Mati atau Dead Sea Scrolls.
Oke, bagian terakhir itu merupakan pelajaran yang lumayan baru bagi saya. Selain itu yang saya pelajari juga adalah mengenai bahasa-bahasa yang digunakan dan juga versi-versi salinan dan terjemahan yang ada, misalnya mengenai Septuaginta (kitab terjemahan ke dalam bahasa Yunani dari abad ke 3 SM yang sudah dianggap sebagai suatu teks asli) dan juga Vulgata.
Tidak ada tugas untuk minggu depan, namun ada tugas semacam proyek yang harus dikumpulkan di bulan September dan Oktober. Kenapa dua? Karena untuk M.Div diberikan tugas tambahan (hiks... hiks...) hehehe. Katanya sih karena kasihan kalau kami dianggap seperti anak-anak harus membuat tugas menggambar peta saja. Huhu, nasib :P
Kelas Pertama... Yunani 1
Bahasa Yunani yang akan kami pelajari adalah Yunani Koinee, atau bahasa Yunani Umum, yaitu bahasa yang dipakai oleh penulis-penulis Alkitab khususnya Perjanjian Baru. Selain itu, ada 2 jenis bahasa Yunani lainnya, yaitu Yunani Klasik yang digunakan oleh para Filsuf dan Yunani Modern yang digunakan di jaman sekarang.
Sesuai silabus meskipun tidak tepat, hari ini kami belajar menulis abjad2 Yunani. Saya katakan tidak tepat karena di silabus juga mencakup pengucapan, tapi tentu saja waktunya tidak cukup.
Bagi yang penasaran seperti apa abjad Yunani itu, saya telah mengooglenya, seperti ini:
Tugas untuk minggu depan, menuliskan abjad tersebut berulang-ulang kali pada selembar kertas Folio bergaris. Hihihi. Jadi ingat hukuman jaman SD. Tapi benar apa yang dikatakan pak Yani, ini latihan yang pasti membuat hapal. Lah, baru menulis 4 kali saja saya sudah hapal sebagian besar. Sampai kertas itu penuh, pasti sudah tidak perlu melihat lagi :)
Hari Pertama :)
Saya pun buru-buru mengSMS L kembali sambil melangkah menuju kelas pertama bersama T... :)
Wednesday, August 13, 2008
Tetap Setia
TETAP SETIA
Lyrics : Sari Simorangkir
Music : Steve Tabalujan
Do=C
SELIDIKI AKU, LIHAT HATIKU
APAKAH 'KU SUNGGUH MENGASIHI-MU YESUS
KAU YANG MAHA TAHU DAN MENILAI HIDUPKU
TAK ADA YANG TERSEMBUNYI BAGI-MU
REFF :
T'LAH KULIHAT KEBAIKAN-MU
YANG TAK PERNAH HABIS DI HIDUPKU
'KU BERJUANG SAMPAI AKHIRNYA
KAU DAPATI AKU TETAP SETIA
Awalnya saya mengenal lagu ini ketika mengikuti tes seleksi di Sinode, yaitu ketika teman-teman saya mengusulkan menyanyikan lagu ini bersama-sama pada kebaktian penutupan acara seleksi tersebut. Terus terang awalnya saya kurang menyukai lagu ini, namun ketika akhirnya kami menyanyikannya, mungkin terpengaruh oleh suasana juga, apalagi baru saja diumumkan bahwa saya lulus tes tersebut dan juga ada puisi yang dibawakan oleh Jessie (anak dari Ibu Mariani, pengurus Sinode), rasanya hati saya betul-betul tersentuh. Dan lagu ini pun menjadi (salah satu) theme song saya dalam menjalani kehidupan, terutama saat ini dalam memulai perjalanan pendidikan/pendalaman Theologi saya. Rasanya sangat tepat untuk dijadikan judul blog ini, bukan??
Oh ya, bagi yang belum pernah mendengar lagu ini, silakan lihat video berikut, lagu tersebut dibawakan oleh Ronnie Sianturi (maaph, baru ngesearch di Youtube ketemunya cuma ini!):
Saya juga masih punya kertas kecil yang sudah sangat lecek dan bahkan robek yang isinya teks lagu ini, dituliskan oleh salah seorang rekan saya waktu tes itu untuk contekan karena saya tidak tahu lagunya, dan halaman belakangnya ditulisi puisi buatan Jessie, sebagai berikut:
Setia Dalam Tuhan
Tuhan terima kasih tuk kebaikanMu
Aku ingin menjadi hambaMu Tuhan
Aku ingin melayaniMu dengan setia
Tuhan ku butuh bantuanMu
Tuk melayaniMu dengan setia
Tuhan bantu aku tuk mengingat
Apa artinya setia
Dalam setiap langkah kami
Simple, jauh dari sempurna, namun jujur dan sungguh dalam maknanya. Oh ya, perlu diingat bahwa Jessie ini umurnya baru 7 tahun lho!