Thursday, August 21, 2008

Sejarah Kristen Umum - Pertemuan Pertama

Untuk pertama kali dalam seminggu ini, kelas diadakan di yang namanya Ruang Multimedia, karena Pak Yusak pake laptop untuk menampilkan materinya. Ngenesnya, proyektor di ruang Multimedia ini kabelnya udah agak-agak stress sepertinya, karena dia berubah-rubah warna tergantung di geser ke sebelah mana. Hehehe.
Aneh bin ajaib memang, tapi saya lumayan konsen dan bahkan *ehem* tertarik mengikuti pelajaran ini. Apa karena waktunya yang lumayan siang? Apa karena pake proyektor? Apa karena waktu kecil saya suka sejarah (kayanya ngga mungkin)? Yah intinya enak deh belajarnya. Pelajaran sebelumnya, Pengantar PB juga menurut saya enak. Kayanya paling mungkin emang karena jamnya ya. Atau mungkin karena sudah lebih connect dengan hidup perkuliahan?? Yaa... apa lah. Hehehe.
Cuman yang bikin jantung dag dig dug dhuer adalah ketika Pak Yusak mengumumkan kalau mulai minggu depan beliau akan memisahkan kelas M.Div kami dengan kelas S1, karena bobot pelajaran untuk M.Div sebesar 3 SKS akan mencakup pelajaran S1 di semester 3 dan 4, alias dipadatkan (sekali!). Ditambah, ga tanggung-tanggung pula bahan bacaan untuk kami jumlahnya 3 halaman saja, dan yang paling mengerikan ada buku setebal 1000an halaman yang harus dibaca sampai pertengahan September nanti. Aduh, ampuuun pak... hehehe. Lebih parah lagi, bukunya bahasa Inggris dan cuma ada satu kopi di perpustakaan. Ini membuat suatu petualangan seru tadi ketika saya dan teman-teman buru-buru mencari buku tersebut, dan ternyata berhasil mendaftarkannya untuk dipinjam sebelum petugas perpustakaan sempat mencatatkannya sebagai buku Reserved alias tidak boleh dipinjam. Hehehe. Sekarang tinggal buru-buru meng-copynya dan mengembalikan ke perpustakaan sebelum si Bapak menyadarinya :P
Saya terus terang malas mengetikkan catatannya saat ini. Hehe. Nanti yah, sekalian sama pelajaran kemarin (Filsafat) dan juga Pengantar PB.

Rangkuman Bacaan - Pendidikan Yunani & Romawi

Berikut rangkuman bacaan yang saya buat untuk tugas Teori Pendidikan Kristen besok... diambil dari Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen Jilid I: dari Plato sampai Ig. Loyola, Jakarta: Gunung Mulia, 1991, hal 2-18.
Terus terang saya agak ragu mengenai kualitasnya, maklum pengalaman pertama, ditambah ternyata sulit juga merangkum 16 halaman tulisan menjadi 300 kata. Eh, 299 tepatnya. Hehehe. Sesuai dengan topiknya yaitu Pendidikan Kristen, saya berusaha memfokuskan rangkuman ini pada topik tersebut.

Pendidikan Yunani – Romawi

Dalam bagian ini penulis menjelaskan latar belakang serta inti ajaran pendidikan yang disampaikan oleh dua filsuf Yunani yaitu Plato dan Aristoteles, serta seorang filsuf Romawi yaitu Quintilianes.

1. Plato (428-348 SM)
Plato mendirikan sebuah sekolah yang disebut Akademi, istilah yang sampai sekarang masih digunakan di banyak negara. Pemikiran Plato yang paling terkenal adalah yang disebut “Kiasan tentang Suatu Gua” yang menceritakan bagaimana orang yang hidup di dalam gua mengenal bayang-bayang sebagai kenyataan, dan sulit menerima ketika diberitahu hal yang sebenarnya, sama seperti ketika orang diberi pendidikan baru. Pendidikan menurut Plato terbagi menjadi tiga bagian, yaitu perkembangan emosi, tubuh, dan akal. Emosi dikembangkan melalui musik dan cerita-cerita kebajikan, tubuh dikembangkan melalui kegiatan olahraga, dan akal mencakup berbagai macam ilmu seperti ilmu ukur, ilmu pasti, ilmu bintang dan dialektika.

2. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah murid di Akademi Plato, yang di kemudian hari mendirikan sekolahnya sendiri yang disebut Lyceum. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah peripatetis (berjalan-jalan) karena Aristoteles selalu berjalan hilir-mudik ketika mengajar murid-muridnya. Menurut Aristoteles, maksud utama dari pendidikan adalah untuk menolong orang mencapai kebahagiaan. Cara belajar yang ia terapkan adalah melalui pancaindera, yaitu belajar dari pengalaman. Selain itu Aristoteles juga melibatkan muridnya mengambil keputusan etis.

3. Quintilianes (35-95 SM)
Berbeda dengan kedua rekannya dari Yunani yang menjelaskan pendidikan secara luas dan mendalam, Quintilianes mengambil suatu keterampilan praktis untuk diajarkan, yaitu keterampilan berbicara (Rhetorika). Alasannya adalah bahwa kepandaian dapat dipalsukan, namun keterampilan berbicara tidak. Tapi ini bukan berarti bahwa murid-murid Quintilianes diajar untuk berbicara asal-asalan, melainkan harus memiliki pengetahuan berbagai macam ilmu juga. Sumbangan lain yang diberikan oleh Quintilianes dalam dunia pendidikan adalah memperlakukan setiap anak didik sebagai pribadi yang berbeda dan memberikan pujian di hadapan teman-teman seorang anak didik. Quintilianes juga menekankan pentingnya waktu santai bagi pelajar, dan memberikan suatu pengertian mengenai jabatan guru yang masih berguna sampai sekarang.

Tuesday, August 19, 2008

Doa Pagi - 19/08/08

Lagu: KJ 454 (Indahnya Saat yang Teduh) dan KJ 322 (Terang Matahari)
note to self: beli buku KJ edisi saku!!

Bacaan: Hakim-hakim 18:14-21

Terus terang, saya agak bingung dengan bacaan ini karena rasanya betul-betul tidak nyambung. Saya bertanya-tanya apakah ini karena saya mengantuk atau memang begitu adanya? Anehnya di sekeliling saya sepertinya para mahasiswa yang lain menerima bacaan itu begitu saja. Ugh. Bingung. Setelah kebingungan beberapa saat lamanya, saya bertanya pada Tuhan apa yang seharusnya saya pelajari dari bacaan ini (kekanakan sekali, memutar otak sampai menyerah dulu sebelum menoleh pada Tuhan untuk minta jawaban. Bukankah jauh lebih baik jika kita langsung bertanya pada Tuhan? Hemat energi).

Jawaban yang saya dapatkan adalah bagaimana mudahnya manusia berpaling dari sesuatu hal baik yang ia miliki ketika dihadapkan pada pilihan yang sepertinya lebih menjanjikan, seperti imam dalam bacaan tersebut. Meskipun tidak mengetahui secara pasti apa yang dilakukan oleh orang-orang tersebut (ref. ayat 18), ketika mendengar tawaran untuk menjadi imam bagi suatu suku bangsa (ayat 19), dengan segera ia menjadi gembira dan bergabung dengan orang-orang itu tanpa bertanya-tanya lagi (ayat 20).

Kelas Kedua... Pengantar Perjanjian Lama

Memasuki jam kedua kami 4 orang mahasiswa M.Div yang nomaden sekaligus benalu yang nemplok-nemplok pada perkuliahan S1 harus berpindah ke kelas lain yaitu bergabung dengan semester 1 (pada kelas Yunani tadi kami bergabung dengan semester 3). Kesan pertama saya adalah... kelas ini PANAAAASSS... ACnya seperti tidak berfungsi dengan baik, jendela ditutup supaya tidak silau dan berisik, serta ruangan diisi oleh 39 anak S1 ditambah kami ber4. Lengkaplah rasanya penderitaan saya. Saya betul-betul sulit berkonsentrasi. Ditambah lagi kuliah ini sangat serius dan terasa seperti pelajaran sejarah di SMA (read: BOSAN!), untung saya tidak tertidur di kelas. Hehehe.

Selain itu, sebagian besar dari apa yang diajarkan merupakan hal-hal sangat sederhana yang sudah saya ketahui dan saya tidak habis pikir mengapa ada orang yang tidak mengetahui bahwa 1. Kitab-kitab dalam Alkitab memiliki gaya sastra yang berbeda-beda dan sangat beragam, 2. Kitab ini tidak ditulis pada waktu yang bersamaan melainkan melalui rentang waktu yang cukup jauh (ribuan tahun), 3. Kitab yang dikanonisasi dalam Alkitab masa kini bukanlah satu-satunya tulisan keagamaan yang ada, 4. Tulisan tersebut telah diturunkan secara lisan sebelum kemudian dituliskan (duh!), dan 5. Tidak ada Alkitab yang 'ASLI' karena kitab-kitab tersebut terus menerus disalin ulang ketika termakan oleh jaman. Yang paling tua yang masih ada sekarang adalah Naskah Laut Mati atau Dead Sea Scrolls.

Oke, bagian terakhir itu merupakan pelajaran yang lumayan baru bagi saya. Selain itu yang saya pelajari juga adalah mengenai bahasa-bahasa yang digunakan dan juga versi-versi salinan dan terjemahan yang ada, misalnya mengenai Septuaginta (kitab terjemahan ke dalam bahasa Yunani dari abad ke 3 SM yang sudah dianggap sebagai suatu teks asli) dan juga Vulgata.

Tidak ada tugas untuk minggu depan, namun ada tugas semacam proyek yang harus dikumpulkan di bulan September dan Oktober. Kenapa dua? Karena untuk M.Div diberikan tugas tambahan (hiks... hiks...) hehehe. Katanya sih karena kasihan kalau kami dianggap seperti anak-anak harus membuat tugas menggambar peta saja. Huhu, nasib :P

Kelas Pertama... Yunani 1

Diluar dugaan saya, dosen yang namanya Yani Rengkung ternyata Pria. Hehehe... Orangnya masih muda, paling maksimal 30 tahun, dan jayusnya luar biasa. Seru sih, tapi awalnya saya sempat khawatir apakah kami benar-benar akan belajar. Gimana tidak, kurang lebih 45 menit dihabiskan untuk mengabsen saja. Lalu 20 menit kemudian membahas peraturan, lalu barulah kami mulai belajar.

Bahasa Yunani yang akan kami pelajari adalah Yunani Koinee, atau bahasa Yunani Umum, yaitu bahasa yang dipakai oleh penulis-penulis Alkitab khususnya Perjanjian Baru. Selain itu, ada 2 jenis bahasa Yunani lainnya, yaitu Yunani Klasik yang digunakan oleh para Filsuf dan Yunani Modern yang digunakan di jaman sekarang.

Sesuai silabus meskipun tidak tepat, hari ini kami belajar menulis abjad2 Yunani. Saya katakan tidak tepat karena di silabus juga mencakup pengucapan, tapi tentu saja waktunya tidak cukup.

Bagi yang penasaran seperti apa abjad Yunani itu, saya telah mengooglenya, seperti ini:


Tugas untuk minggu depan, menuliskan abjad tersebut berulang-ulang kali pada selembar kertas Folio bergaris. Hihihi. Jadi ingat hukuman jaman SD. Tapi benar apa yang dikatakan pak Yani, ini latihan yang pasti membuat hapal. Lah, baru menulis 4 kali saja saya sudah hapal sebagian besar. Sampai kertas itu penuh, pasti sudah tidak perlu melihat lagi :)

Hari Pertama :)

Akhirnya datang juga hari pertama kuliah... Hihihi. Dengan masih agak-agak beler secara baru sampai tadi subuh dari Jogja, hal pertama yang saya lakukan ketika sampai di kampus adalah mencari teman saya melalui SMS. Selagi menunggu jawaban darinya, saya melangkahkan kaki ke kapel untuk mengikuti acara doa pagi. Tiba-tiba SMS masuk berbunyi: ngapain pagi banget? kan kuliah Islam 1 jam 10.30?? Panik dan masih tetap mengantuk, saya membuka catatan dan otomatis melihat jadwal paling atas yang memang Islam 1 pukul 10.30 -- berarti saya salah baca jadwal?? Ah, tau begitu saya tidur lebih lama. Ya sudahlah, begitu pikir saya. Saya mengikuti acara doa pagi, lalu ketika selesai, saya menghampiri teman sekelas saya yang satu lagi, T, yang kebetulan sudah datang. "Kok pagi banget?" tanya saya ketika dia pun bertanya "Si L mana??" lalu saya menyampaikan penjelasan bahwa jadwalnya jam 10.30... dan eng ing engg... T menjawab: "Itu kan jadwal hari Senin!! Ini kan Selasa." doeng! Kesimpulannya ingatan saya masih normal, L yang salah baca, dan otak saya yang sepertinya sudah hilang separo akibat flu ikutan ngaco! Wakakakak.

Saya pun buru-buru mengSMS L kembali sambil melangkah menuju kelas pertama bersama T... :)

Wednesday, August 13, 2008

Tetap Setia

Sedikit penjelasan saja mengenai judul blog ini... setelah memutar otak beberapa lama (membuang-buang waktu disaat saya seharusnya punya setumpuk hal yang perlu dikerjakan!) akhirnya saya putuskan memakai judul ini. Judul tersebut diambil dari lagu berikut ini...

TETAP SETIA

Lyrics : Sari Simorangkir
Music : Steve Tabalujan
Do=C

SELIDIKI AKU, LIHAT HATIKU
APAKAH 'KU SUNGGUH MENGASIHI-MU YESUS
KAU YANG MAHA TAHU DAN MENILAI HIDUPKU
TAK ADA YANG TERSEMBUNYI BAGI-MU

REFF :
T'LAH KULIHAT KEBAIKAN-MU
YANG TAK PERNAH HABIS DI HIDUPKU
'KU BERJUANG SAMPAI AKHIRNYA
KAU DAPATI AKU TETAP SETIA


Awalnya saya mengenal lagu ini ketika mengikuti tes seleksi di Sinode, yaitu ketika teman-teman saya mengusulkan menyanyikan lagu ini bersama-sama pada kebaktian penutupan acara seleksi tersebut. Terus terang awalnya saya kurang menyukai lagu ini, namun ketika akhirnya kami menyanyikannya, mungkin terpengaruh oleh suasana juga, apalagi baru saja diumumkan bahwa saya lulus tes tersebut dan juga ada puisi yang dibawakan oleh Jessie (anak dari Ibu Mariani, pengurus Sinode), rasanya hati saya betul-betul tersentuh. Dan lagu ini pun menjadi (salah satu) theme song saya dalam menjalani kehidupan, terutama saat ini dalam memulai perjalanan pendidikan/pendalaman Theologi saya. Rasanya sangat tepat untuk dijadikan judul blog ini, bukan??

Oh ya, bagi yang belum pernah mendengar lagu ini, silakan lihat video berikut, lagu tersebut dibawakan oleh Ronnie Sianturi (maaph, baru ngesearch di Youtube ketemunya cuma ini!):


Saya juga masih punya kertas kecil yang sudah sangat lecek dan bahkan robek yang isinya teks lagu ini, dituliskan oleh salah seorang rekan saya waktu tes itu untuk contekan karena saya tidak tahu lagunya, dan halaman belakangnya ditulisi puisi buatan Jessie, sebagai berikut:

Setia Dalam Tuhan
Tuhan terima kasih tuk kebaikanMu
Aku ingin menjadi hambaMu Tuhan
Aku ingin melayaniMu dengan setia
Tuhan ku butuh bantuanMu

Tuk melayaniMu dengan setia
Tuhan bantu aku tuk mengingat
Apa artinya setia
Dalam setiap langkah kami

Simple, jauh dari sempurna, namun jujur dan sungguh dalam maknanya. Oh ya, perlu diingat bahwa Jessie ini umurnya baru 7 tahun lho!

Awal Sebuah Perjalanan

Akhirnya setelah melalui perjalanan panjang (tentunya menghitung jarak Jakarta-Magelang ditambah jarak rumah saya ke kampus STT Jakarta), hari ini saya resmi menapakkan kaki di kampus Jl. Proklamasi tersebut dengan status 'mahasiswa baru'.

Diluar kebiasaan saya, saya datang agak sedikit terlambat. Alasannya, saya lupa memperhitungkan macet luar biasa yang terjadi mulai dari depan rumah saya sampai di Mampang! Maklumlah sudah lama sekali tidak keluar rumah sepagi itu! Hehehe. Ternyata acara orientasi dimulai dengan kebaktian bersama yang merupakan kebaktian pembukaan semester. Kebaktian ini dihadiri tidak hanya oleh para mahasiswa baru, melainkan SEMUA mahasiswa (meskipun rasanya tidak semua hadir ya, atau memang mahasiswa STT-J hanya sesedikit itu?) beserta para dosen dan juga karyawan.

Pada waktu saya datang, jemaat sedang bernyanyi bersama, dan saya ngat menikmati berada disana dan bernyanyi bersama. Alasannya karena suara kurang lebih 500 orang yang berkumpul disana betul-betul menyatu dalam suatu harmoni suara jemaat yang indah. Terdengar megah tanpa ada suara yang menonjol sama sekali. Bahkan beberapa suara yang mengambil suara dua ataupun tiga terdengar menyatu. Musiknya pun meskipun menggunakan gendang dan beberapa buah gitar, tidaklah mendominasi. Mungkin karena akustik? Yah, apapun juga alasannya, yang jelas pagi tadi saya sungguh menikmati setiap kali kami bernyanyi bersama.

Firman Tuhan dibawakan oleh seorang mahasiswi S1 yang baru pulang praktek lapangan. Dengan didasari oleh ayat Kolose 3:23, dia membahas bagaimana berbedanya keadaan di kampus STT-J dengan apa yang ada di bayangannya dahulu ketika pertama kali masuk dan juga pandangan yang ada di masyarakat. Harus saya akui saya memang kurang begitu menyimak meskipun rasanya saya mendengar semua yang dia katakan. Seingat saya dia membahas pula mengenai bagaimana mahasiswa yang praktek kerja merasa bahwa diri mereka adalah orang yang berbeda saat praktek, orang yang memakai topeng ‘suci’ untuk menyesuaikan diri dengan pandangan masyarakat. Lalu dia menjelaskan bahwa ini tidak perlu terjadi jika pribadi kita sehari-hari memang sudah sejalan dengan ‘profesi’ yang dijalankan, atau lebih tepatnya kalau kita memang senantiasa melakukan segala sesuatu yang kita perbuat seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kira-kira seperti itu.

Sebelum kebaktian diakhiri, ada satu hal yang rasanya perlu saya kritik, yaitu ketika tiba saatnya pengakuan iman. Di layar OHP terpampang dengan jelas – Pengakuan Iman RASULI, jemaat berdiri. Kemudian muncullah slide berikutnya bahwa Pengakuan Iman tersebut akan kita nyanyikan menggunakan lagu KJ 280. Ini menganggu saya, karena setiap minggu saya mengajarkan kepada anak-anak di Sekolah Minggu bahwa Pengakuan Iman yang kita nyanyikan tersebut bukanlah Pengakuan Iman RASULI. Dan disanalah saya, dalam sebuah kebaktian yang diadakan oleh institusi yang seharusnya (menurut saya) mengajarkan perbedaan tersebut, dan kesalahan itu terjadi. Kecil, memang, tapi tetap saya mengganggu. Seperti nyamuk yang berdenging di telinga meskipun tidak menggigit.

Anyway, kebaktian pun ditutup dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Bpk. Jan Aritonang selaku Ketua STT-J, dan kemudian diadakan perkenalan-perkenalan. Yang sedikit memalukan adalah ketika Bpk. Samuel Hakh memutuskan untuk memperkenalkan mahasiswa S2 satu persatu. Hahaha, saya tidak siap untuk itu. Tapi ya sudahlah, toh hanya berdiri sambil tersenyum-senyum kanan kiri selagi Pak Sam membacakan nama, gelar S1 dan universitas asal saya. Saya bahkan tidak terpikir untuk protes ketika hanya diberi gelar SE, padahal kan saya sudah repot-repot mendapatkan double degree... hahaha, j/k. Efek samping dari perkenalan singkat ini adalah, saya melihat (dan juga terlihat oleh) berbagai kenalan-kenalan saya di STT-J, baik sesama GSM, sesama peserta tes sinode, maupun beberapa orang yang mengenal Mama saya. Ini sempat membuat teman saya bingung ketika kami mengambil makanan, karena banyak orang yang harus saya salami. Hahaha.

Sesudah sarapan pagi yang lezat meskipun saya sebetulnya sudah sarapan (ah, rencana diet kembali gagal hari ini), kami melanjutkan acara orientasi. Sebagai mahasiswa M.Div rupanya kami mendapatkan sedikit perlakuan spesial. Orientasi kami hanya satu hari, dan tidak bergabung dengan yang lain. Betul-betul hanya sendiri. Cukup eksklusif, seperti les privat, apalagi dari 5 orang peserta program ini hanya 3 yang datang tadi pagi.

Mengikuti kelas pertama yaitu Cara Belajar yang dibawakan oleh Bpk. Kadarmanto, kekhawatiran saya mulai terbukti. Pada detik-detik (menit-menit atau bahkan jam-jam) awal, kepala saya langsung terserang cenat-cenut yang cukup parah. Sudah lama tidak belajar serius rupanya! Hahaha. Saya membayangkan bagaimana dengan rekan-rekan saya yang sudah lebih lama meninggalkan bangku kuliah. Penjelasan dari Bpk. Kadarmanto juga cukup ’mengerikan’ saat saya membayangkan buku-buku yang harus dibaca dan paper-paper yang nantinya harus dibuat. Ah, tapi sudahlah, nanti saja saya pikirkan ketika saatnya tiba.

Makan siang, padahal masih cukup kenyang, lalu kembali masuk ke kelas, kali ini mendengarkan sejarah singkat STT-J dan juga membahas lebih detail mengenai program M.Div dan mata kuliah-mata kuliah yang akan kami hadapi bersama Bpk Samuel Hakh. Yang menarik adalah ketika kami diberitahu bahwa yang akan menjadi Dosen Wali kami adalah Bpk. Joas Adiprasetya. Saya langsung merasa jauh lebih tenang, hahaha. Bagaimanapun juga Kak Joas (eh, maksudnya Pak Joas) sudah lama saya kenal dan merupakan salah satu orang yang paling signifikan pengaruhnya dalam kehidupan Kristiani saya (bagaimana bisa tidak, beliau adalah orang yang memimpin katekisasi saya dan juga men-sidi-kan saya), juga orang yang sangat saya kagumi khususnya dalam bidang Theologi.

Setelah mendiskusikan lebih lanjut mengenai jadwal perkuliahan kami yang mengalami beberapa masalah (yaa, namanya juga angkatan pertama kan ya!), kami pun diantar oleh Mas Harun (katanya tidak mau dipanggil Pak tapi kok rasanya tidak enak kalau hanya panggil Harun saja) berkeliling kampus STT-J, dimulai dari Perpustakaan. Meskipun saya sangat menyukai berada dalam sebuah perpustakaan dan dikelilingi oleh banyak buku, entah kenapa saya merasa tidak begitu nyaman disana tadi. Mungkin masih terhantui oleh bayangan tugas-tugas bacaan yang menanti. Ah, mudah-mudahan saya dapat menikmatinya. Koleksi perpustakaan STT-J betul-betul sangat banyak dan sepertinya sangat menarik untuk ditinjau lebih lanjut.

Yang lebih menarik lagi adalah ketika kami diajak ke Bengkel Pendidikan Kristen. Wow. Saya langsung bertekad untuk menjadikan tempat ini sebagai ’pangkalan’ saya begitu mulai kuliah nanti.

Tour singkat pun dilanjutkan dan berakhir tidak lama kemudian. Setelah melihat-lihat ruangan kelas dengan kursi-kursinya yang antik (hehe), kami kembali ke kantor Pascasarjana. Selagi mengisi formulir Pendaftaran Ulang, muncullah Kak Pak Joas. Kami mengobrol sejenak lalu beliau berkenalan dengan rekan-rekan saya dan setelah itu pergi, dan kami pun pulang. Kuliah akan dimulai tanggal 19 nanti, tidak tanggung-tanggung, mata kuliah pertama kami adalah pukul 7.30, dan bahasannya... BAHASA YUNANI! Wow.

Saya masih mengalami euphoria sampai detik ini. Lah kalau tidak ngapain juga saya rajin-rajin membuat tulisan ga penting ini?? Hehehe. Sepertinya ini akan menjadi tahun yang berat, namun juga tahun yang menyenangkan. Apalagi dilihat dari pengalaman tadi sepertinya kami sudah cukup akrab, dan juga sama-sama agak sedikit ‘gila’, jadi pasti masa-masa perkuliahan ini akan penuh dengan tawa dan canda, namun juga keseriusan yang pada tempatnya. Namanya juga mahasiswa S2, kan sudah sepantasnya lebih dewasa. Ciee... Pertanyaan selanjutnya, apakah saya akan mampu mencapai nilai-nilai yang saya targetkan untuk diri saya sendiri? Yah, kita lihat saja nanti. Yang pasti saya menetapkan standar yang tinggi, dan kali ini sungguh bertekad melakukan apa yang diperlukan untuk bisa meraih nilai yang optimal. Kapan lagi, ya kan?