Thursday, August 21, 2008

Rangkuman Bacaan - Pendidikan Yunani & Romawi

Berikut rangkuman bacaan yang saya buat untuk tugas Teori Pendidikan Kristen besok... diambil dari Boehlke, Robert R., Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen Jilid I: dari Plato sampai Ig. Loyola, Jakarta: Gunung Mulia, 1991, hal 2-18.
Terus terang saya agak ragu mengenai kualitasnya, maklum pengalaman pertama, ditambah ternyata sulit juga merangkum 16 halaman tulisan menjadi 300 kata. Eh, 299 tepatnya. Hehehe. Sesuai dengan topiknya yaitu Pendidikan Kristen, saya berusaha memfokuskan rangkuman ini pada topik tersebut.

Pendidikan Yunani – Romawi

Dalam bagian ini penulis menjelaskan latar belakang serta inti ajaran pendidikan yang disampaikan oleh dua filsuf Yunani yaitu Plato dan Aristoteles, serta seorang filsuf Romawi yaitu Quintilianes.

1. Plato (428-348 SM)
Plato mendirikan sebuah sekolah yang disebut Akademi, istilah yang sampai sekarang masih digunakan di banyak negara. Pemikiran Plato yang paling terkenal adalah yang disebut “Kiasan tentang Suatu Gua” yang menceritakan bagaimana orang yang hidup di dalam gua mengenal bayang-bayang sebagai kenyataan, dan sulit menerima ketika diberitahu hal yang sebenarnya, sama seperti ketika orang diberi pendidikan baru. Pendidikan menurut Plato terbagi menjadi tiga bagian, yaitu perkembangan emosi, tubuh, dan akal. Emosi dikembangkan melalui musik dan cerita-cerita kebajikan, tubuh dikembangkan melalui kegiatan olahraga, dan akal mencakup berbagai macam ilmu seperti ilmu ukur, ilmu pasti, ilmu bintang dan dialektika.

2. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah murid di Akademi Plato, yang di kemudian hari mendirikan sekolahnya sendiri yang disebut Lyceum. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah peripatetis (berjalan-jalan) karena Aristoteles selalu berjalan hilir-mudik ketika mengajar murid-muridnya. Menurut Aristoteles, maksud utama dari pendidikan adalah untuk menolong orang mencapai kebahagiaan. Cara belajar yang ia terapkan adalah melalui pancaindera, yaitu belajar dari pengalaman. Selain itu Aristoteles juga melibatkan muridnya mengambil keputusan etis.

3. Quintilianes (35-95 SM)
Berbeda dengan kedua rekannya dari Yunani yang menjelaskan pendidikan secara luas dan mendalam, Quintilianes mengambil suatu keterampilan praktis untuk diajarkan, yaitu keterampilan berbicara (Rhetorika). Alasannya adalah bahwa kepandaian dapat dipalsukan, namun keterampilan berbicara tidak. Tapi ini bukan berarti bahwa murid-murid Quintilianes diajar untuk berbicara asal-asalan, melainkan harus memiliki pengetahuan berbagai macam ilmu juga. Sumbangan lain yang diberikan oleh Quintilianes dalam dunia pendidikan adalah memperlakukan setiap anak didik sebagai pribadi yang berbeda dan memberikan pujian di hadapan teman-teman seorang anak didik. Quintilianes juga menekankan pentingnya waktu santai bagi pelajar, dan memberikan suatu pengertian mengenai jabatan guru yang masih berguna sampai sekarang.

No comments: